Kesenian Tradisional A’didek, merupakan salah satu tradisi lisan yang sampai saat ini juga masih dapat kita saksikan. Kesenian A’didek biasanya dipertunjukan pada upacara pesta panen, Perayaan Kelahiran atau pesta perkawinan. A’didek merupakan kesenian tradisi lisan dalam bentuk nyanyian berbalas antara kelompok laki-laki dan kelompok perempuan. Kata Didek dalam bahasa Selayar berarti kegembiraan; ungkapan rasa gembira, rasa senang, dan rasa bahagia. Dalam pertunjukannya, A’didek, disajikan dalam bentuk nyayian yang berisi pantun yang biasa struktur teks ucapannya lebih mengarah pada diksi yang disusun secara spontan oleh pelaku atau padideknya. Kesenian Tradisional A’didek mengemban fungsi kontekstual yang disesuaikan dengan Lantunan syair pantun yang diucapkan berisi tentang tatanan sosial kehidupan, pendidikan, kontrol sosial, empati, kebahagiaan, kejujuran, kasih sayang, saling menghargai, saling mengingatkan, dan faslsafah hidup. A’didek selalu dimulai pertunjukannya dalam bentuk kelong, dimana kata kelong yang diucapkan pada awal tutur padidek menandakan dimulainya alur nyanyian berbalasan pantun. A’didek sendiri masih menjadi salah satu tradisi yang selalu disuguhkan oleh masyarakat desa Bontolempangan dalam semua acara perayaan yang diselenggarakan tiap tahunnya. Tentunya, pertunjukan A’didek menjadi salah satu tontonan yang menarik bagi semua orang dan yang paling penting, kesenian A’didek sampai saat ini masih dilestarikan dan dijaga nilai budayanya.